Di area parkir Lipps Club, Kota Bogor, terjadi penembakan yang
dilakukan seorang anggota Brimob, Briptu AR. Korbannya adalah Kader
Partai Gerindra Fernando Wowor.
Awalnya, Fernando dan Briptu AR beradu mulut karena berebut tempat
parkir. Kompol Marsudi Widodo, Kapolsek Bogor Timur, menjelaskan pelaku
dan korban berpapasan di tempat parkir sebuah klub malam di Jalan
Sukasari, Bogor Timur pada pukul 02.00 WIB.
Melansir Tribunnews, "Pria berinisial F naik mobil sama tiga temannya
mau masuk ke parkiran, sedangkan Briptu AR boncengan naik motor hendak
keluar. Mereka berpapasan dan saling tidak mau mengalah sehingga terjadi
keributan," jelas Marsudi.
Setelah terjadi cekcok, Briptu AR pun mengeluarkan pistol. Senjata api
tersebut merupakan perlengkapan perorangan Polri. Tak hanya merebutkan
tempat parkir, sempat terjadi perebutan pistol juga antara keduanya.
Entah sengaja atau tidak, Briptu AR pun melepaskan tembakan dan mengenai
dada FA.
Saat kejadian penembakan, calon istri Fernando turut menyaksikan
kekasihnya ditembak oleh Briptu AR. Tak berhenti sampai di situ,
pertikaian pun dilanjutkan oleh teman-teman Fernando. Melihat temannya
ditembak, mereka pun memukuli dan mengeroyok Briptu AR hingga terluka
parah.
Alhasil, saat ini, kondisi Briptu AR kritis di RS Kramatjati, Jakarta.
"Sedangkan F dibawa ke RS Vania Bogor untuk mendapatkan pertolongan,
namun setibanya di RS F sudah meninggal. Korban meninggal kita autopsi
untuk kita ketahui apa penyebabnya, kemudian dari arah mana
penembakannya," ujar Marsudi.
Melihat kejadian ini, Edhy Prabowo, selaku Ketua Umum Partai Gerindra,
menyesali penembakan yang dilakukan oleh Briptu AR. Menurutnya,
Fernando, yang kerap disapa Nando, adalah seorang adik dan kader yang
cerdas, religius, loyal, memiliki solidaritas tinggi, dan baik dalam
berteman maupun dalam berpartai.
Sangat disayangkan, pemicu masalah sebesar ini hanya sebatas lahan
parkir. Karena bersikeras mengambil lahan parkir, pria asal Desa Telate
Satu, Sulawesi Utara ini harus kehilangan nyawa.
Hanya perlu beberapa detik setelah peluru tertanam di dadanya, ia
kehilangan kesempatannya untuk hidup. Sedangkan Briptu AR juga hanya
membutuhkan beberapa detik hingga akhirnya ia menarik pelatuk senjata
apinya dan menewaskan Fernando.
Keadilan dari pihak kepolisian harus sangat ditunjukkan dalam kasus
ini, mengingat tersangka merupakan anggota Polri. Aparat kepolisian
sebaiknya menelusuri kasus ini dengan netral dan profesional agar tidak
ada pihak yang merasa tidak diperlakukan secara adil.
Edhy berpendapat bahwa kasus ini tidak dapat dibenarkan dengan alasan
apa pun. Apalagi tersangka Briptu AR menggunakan perlengkapan alat dinas
di luar jam kerja dan menyebabkan seseorang tewas
"Menjadi polisi butuh seleksi. Polisi yang menjadi Brimob butuh
seleksi. Brimob yang dipersenjatai juga butuh seleksi. Jadi, kalau ada
oknum anggota Brimob yang menembak orang sampai meninggal dunia hanya
karena cekcok soal parkir dan belakangan diketahui sering pamer senjata
api di sosial media, berarti ada yang salah dengan psikologinya. Polri
harus berani melakukan evaluasi terkait hal ini," ujar Edhy.
Habiburokhman, Ketua DPP Partai Gerindra Bidang Advokasi dan Hukum,
juga mengimbau pihak kepolisian untuk menelusuri kasus ini tanpa pandang
bulu.
"Sebab, ini masalah nyawa dan kita tidak mau main-main, kita akan
serius mengadvokasi masalah ini sampai di mana pun kita akan mencari
keadilan," jelas Habib.
Dari kasus ini, dapat dilihat betapa bahayanya emosi dan amarah ketika
disandingkan dengan senjata api. Tidak perlu pertikaian berkepanjangan
ataupun pengkhianatan yang kejam, hanya masalah perebutan lahan parkir
pun bisa merenggut nyawa seseorang.
Ada baiknya setiap orang berlatih untuk menahan emosi dan amarah agar
tidak terjadi hal-hal yang melampaui batas seperti ini. Jangan sampai
amarah malah membuat seseorang membabi buta melakukan tindak kriminal
dan terseret kasus yang berkepanjangan.
Sumber : caping.co.id
Sumber : caping.co.id
0 Response to "Ternyata Ini Penyebab Keributan yang Berujung Penembakan Terhadap Kader Partai Gerindra"
Posting Komentar